Jurnal
Akuntansi Internasional
Sebagai
akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi
di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh
dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah
pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Ekspor
diartikan sebagai penjualan ke luar negeri dan dimulai saat perusahaan penjual
domestic mendapatkan order pembelian dari perusahaan pembeli asing. Kesulitan –
kesulitan mulai timbul pada saat perusahaan domestik ingin melakukan
investigasi terhadap kelayakan perusahaan pembeli asing. Jika pembeli diminta
untuk memberikan informasi finansial berkaitan dengan perusahaannya, ada
kemungkinan bahwa informasi finansial tersebut tidak mudah diinterpretasikan,
mengingat adanya asumsi-asumsi akuntansi dan prosedur akuntansi yang tidak
lazim di perusahaan penjual.
Sebagian
besar perusahaan yang baru terjun di bisnis internasional bisa meminta bantuan
kepada bank atau kantor akuntan dengan keahlian internasional untuk
menganalisis dan mengintepretasikan informasi finansial tersebut. Hal lain yang
harus diantisipasi adalah jika pembeli membayar dalam mata uang asing.
Misalnya, sebuah perusahaan di Indonesia
melakukan ekspor hasil produksinya kepada perusahaan di Amerika Serikat, dan
pembeli membayar dalam dollar Amerika Serikat. Perusahaan domestik harus
mengantisipasi adanya rugi atau untung potensial yang mungkin timbul karena
perubahan nilai tukar antara saat order pembelian dicatat dengan saat
pembayaran diterima.
Pelaksanaan
ekspor melibatkan banyak pihak seperti perusahaan pengiriman,
asuransi,
bea cukai serta dokumen-dokumen penunjang lainnya yang disyaratkan luas di
seluruh dunia. Dalam hal ini tentunya juga perlu adanya antisipasi atas segala
biaya yang pada umumnya melibatkan pemakaian mata uang yang berbeda. Untuk
impor, kondisi-kondisi di atas sebaliknya akan ditemui oleh perusahaan penjual
asing. Kondisi yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan pembeli domestik
adalah nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing yang disepakati
sebagai denominasi pembayaran. Termasuk di dalamnya adalah pembayaran kepada forwarder
dan perusahaan pengiriman jika impor dilakukan dengan syarat free on
board. Keterlibatan perusahaan dalam akuntansi internasional juga tidak
dapat dihindarkan saat perusahaan membuka operasi di luar negeri, baik yang
hanya berupa pemberian lisensi produksi terhadap perusahaan milik pihak lain di
luar negeri maupun pendirian anak perusahaan di luar negeri. Dalam hal
pemberian lisensi, perusahaan perlu mengembangkan sistem akuntansi yang
memungkinkan pemberi lisensi untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan
perjanjian kerja, pembayaran royalty dan bimbingan teknis serta
pencatatan pendapatan dari luar negeri dalam kaitannya dengan pajak yang harus
dibayar perusahaan.
Akuntansi
untuk operasi anak perusahaan di luar negeri harus sesuai dengan aturan-aturan
yang ditetapkan oleh pemerintah dan institusi yang berwenang di negara yang
bersangkutan, yang berbeda dengan aturan-aturan di negara induk perusahaan.
Selain itu harus dibuat juga sistem informasi manajemen untuk memonitor,
mengawasi dan mengevaluasi operasi anak perusahaan serta membuat sistem untuk
melakukan konsolidasi hasil operasi perusahaan induk dan anak.
Akuntansi
internasional menjadi semakin penting dengan banyaknya perusahaan multinasional
(multinational corporation) atau MNC yang beroperasi di berbagai
negara di bidang produksi, pengembangan produk, pemasaran dan distribusi. Di
samping itu pasar modal juga tumbuh pesat yang ditunjang dengan kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi sehingga memungkinkan transaksi di pasar
modal internasional berlangsung secara real time basis.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Sistem Akuntansi :
Seperti
halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik akuntansi beserta
pengungkapan informasi finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Radebaugh dan Gray (1997:47) menyebutkan sedikitnya ada
empat belas faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi perusahaan. Faktor-faktor
tersebut adalah sifat kepemilikan perusahaan, aktivitas usaha, sumber pendanaan
dan pasar modal, sistem perpajakan, eksistensi dan pentingnya profesi akuntan,
pendidikan dan riset akuntansi, sistem politik, iklim sosial, tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, tingkat inflasi, sistem
perundang-undangan, dan aturan-aturan akuntansi. Lebih rinci, Radebaugh dan
Gray menjelaskan hubungan antara faktor-faktor tersebut di atas dengan sistem
akuntansi perusahaan sebagai berikut :
Sifat kepemilikan perusahaan
Kebutuhan
akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar
ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki publik dibandingkan dengan
pada perusahaan keluarga.
Aktivitas usaha
Sistem
akuntansi dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang
berbeda dengan manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan perusahaan
multinasional.
Sumber pendanaan
Kebutuhan
akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar
ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari para
pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada perusahaan dengan sumber
pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.
Sistem perpajakan
Negara-negara
seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai
dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti
Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan
dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan
terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.
Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan
Profesi
akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat system akuntansi
yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih
menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.
Pendidikan dan riset akuntansi
Pendidikan
dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang
berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset
akuntansi yang bermutu.
Sistem politik
Sistem
politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem
akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara
tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning)
atau swastanisasi (private enterprises).
Iklim sosial
Iklim
sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan
kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal
tersebut pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.
Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Perubahan
struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain
dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi
mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak
berwujud seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia.
Tingkat inflasi
Timbulnya
hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat
adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari
pendekatan historical cost.
Sistem perundang-undangan
Di
negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes,
aturan-aturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda
dengan Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakan common law.
Aturan-aturan akuntansi
Standar
dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak
sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan
standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yangtelah
memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di
Inggris dan Amerika Serikat. Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker
(1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting
yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (1) sistem hukum, (2) pemilik dana,
(3) pengaruh system perpajakan, dan (4) kemantapan profesi akuntan. (5)
inflasi, (6) teori akuntansi dan (7) accidents of history .
Sistem hukum
Peraturan
perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak
dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara
seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang
digolongkan dalam codified Roman law. Dalam codified law,
aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung
menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika
Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law.
Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang
spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum.
Sumber pendanaan
Berdasarkan
sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok yang
pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari para
pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah
perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana
keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian besar perusahaan yang
dimiliki oleh shareholders namun para shareholders ini tidak
mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya
pengungkapan (disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang
tidak bias (fair information).
Sistem perpajakan
Sejauh
mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan
melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting
measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan
pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika
Serikat dan juga termasuk Indonesia,
terdapat aturan – aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial
perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi.
Profesi akuntan
Badan-badan
yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan
hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang
dan anggota dari badan-badan tersebut. Di beberapa negara ditemui adanya
pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan
perusahaan. Anggota suatu badan yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri
hanya dari kalangan akuntan publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari
kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat
pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk
bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan
aturan akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.
Inflasi
Di
negara-negara dengan tingkat inlasi mencapai ratusan persen setiap tahun,
seperti di Amerika Selatan, penggunaan metode general price level adjustment
menjadi relevan mengingat adanya kebutuhan untuk menganalisis laporan keuangan
secara lebih tepat dibandingkan tetap menggunakan historical cost.
Teori Akuntansi
Teori
akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan praktik-praktik akuntansi seperti
halnya yang terjadi di Belanda. Di negara ini para ahli teori akuntansi
mengatakan bahwa pengguna laporan keuangan akan mendapatkan penilaian atas
kinerja yang wajar dari sebuah perusahaan jika akuntan diperbolehkan untuk
menggunakan judgment untuk memilih dan menampilkan angka-angka tertentu.
Dalam hal ini disarankan penggunaan replacement cost information. Salah
satu contoh pengaruh teori akuntansi terhadap praktik akuntansi adalah dengan
disusunnya conceptual framework.
Accidents of History
Sistem
dan praktik akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi politik dan ekonomi di
negara yang bersangkutan. Kejadian-kejadian tertentu biasanya memberikan
pengaruh yang langsung terasa dalam penerapan metode tertentu. Krisis ekonomi
di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an memunculkan standar akuntansi yang
mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data keuangan. Untuk Indonesia,
krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan munculnya pernyataan
atau interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata uang asing dalam
pelaporan keuangan serta perlakuan atas selisih kurs. Kolonialisasi juga
menyebabkan negara yang diduduki dengan sendirinya mengikuti sistem dan praktik
akuntansi negara yang mendudukinya. Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum, sosial dan ekonomi suatu negara
tertentu. Hal-hal tersebut menyebabkan suatu standar akuntansi di suatu negara
berbeda dengan di Negara lain. Globalisasi yang tampak antara lain dari
kegiatan perdagangan antar Negara serta munculnya perusahaan multinasional
mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang berlaku
secara luas di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar